The Beast and The Harlot – Anthology #2

Mas Deni beserta istrinya adalah pasutri muda yang tinggal disekitar kebon itu, rumah mereka bersampingan dengan sebuah kamar mandi tua yang sudah tidak terpakai.

Yudha mengatakan bahwa Mbak Yeni pernah bertamu kerumahnya untuk bertemu ibunya, NGAPAIN? Ngegosip, ghibahin tetangganya, minjem duit. Mana gua tau!

Mbak Yeni bersosialisasi dengan ibunya layaknya ibu ibu pada umumnya, sementara Yudha sibuk dengan Playstationnya. Hingga akhirnya perbincangan mereka bergerak ke ranah Horor, dimana Yudha mulai teralihkan perhatiaanya.

Alasan Mbak Yeni dan suaminya jarang terlihat akhir akhir ini…

BERPACU DALAM MELODI

Singkat cerita, dimalam itu mas Deni sedang dinas malam dan mbak Yeni dirumah sendirian. Mbak Yeni sedang tidur tiduran sambil menonton tv, mencoba untuk tidur.

Dan ketika dia sudah mengantuk, mbak Yeni pun mematikan tv dan memejamkan matanya. Mbak Yeni sempat tertidur untuk sesaat, namun dia terbangun karena mendengar sesuatu…

Mbak Yeni mendengar suara senandung yang terdengar sangat pelan. Namun lantaran terdengar pelan dan tak jelas bersumber darimana, mbak Yeni mengira bahwa itu hanya suara tv orang lain saja. Dia pun kembali mencoba untuk tidur lagi.

Namun senandung yang sempat menghilang itu kini kembali terdengar, dan kali ini terdengar lebih jelas dari sebelumnya.

Mbak Yeni kaget dan terbangun, karena sentakan pertama dari suara sendu itu terasa dekat di telinga nya. Dia sempat merasa takut dan melihat ke sekitar, namun dia sadar kalau dia dirumah hanya seorang diri.

Dalam keadaan bingung bercampur rasa takut, suara sendu itu masih terdengar ditelinganya dan mbak Yeni masih tidak tahu darimana sumber suara itu.

“Hmmm….hmmm…hmmm…HMMM~”. Senandung sendu yang entah darimana.

Mbak Yeni mulai paranoid dan berlindung dibalik selimut, di dalam selimut dia mencoba menelpon suaminya tentang situasi yang sedang dia alami sekarang.

HMMM…HMM…HMMM…HMMMM~.

Kali ini suara senandung sendu itu terdengar sangat jelas!

(ilustrasi denah lokasi)

Suara itu terdengar dari arah sebelah kanan, lebih tepatnya dekat area bekas kamar mandi.

Mbak Yeni pun langsung ketakutan dan terus menelpon suaminya.

HMMM…
HMM…

HMMM…~

Suara senandung dari luar yang setiap lantunanya semakin jelas dan besar terdengar.

HMMM~!

Suara sendu yang terdengar jelas berasal dari dalam rumah.

Lantunan terakhir dari senandung itu berpindah kedalam rumah dan terdengar jelas berasal dari kamar mbak Yeni.

Spontan mbak Yeni panik dan semakin merapatkan dirinya dibalik selimut, dia terus mencoba menghubungi suaminya. Dan dibalik suara nada sambung yang tak kunjung diangkat…

.

HMMM…HMM…HMMM…HMMM!~

.

Suara itu bersenandung persis dikuping kanan mbak Yeni.

.

Spontan mbak Yeni berteriak histeris sehingga mengundang perhatian warga yang datang menghampiri.

Warga mengetuk dan memanggil manggil namanya, mendengar ada suara warga yang menghampiri, mbak Yeni langsung berlari keluar dan menangis histeris. Dia menceritakan apa yang baru dia saja alami sambil menangis.

Syukurnya salah satu warga menawarkan mbak Yeni untuk menginap dirumahnya pada malam itu dan tentu saja mbak Yeni mau.

.

“Anjir…”. Ucap gua terlarut dalam cerita.

Cerita Yuda cukup bikin kita terlarut saat itu, kita seakan akan sedang berada diposisi mbak Yeni. Setiap detik rasa takut yang dia alami seakan akan teralirkan ke tubuh kita masing masing.

Gua pribadi tau dengan ‘subjek’ yang diceritakan Yudha, and boy… apa yang direkayasa oleh TV itu JELAS SANGAT BERBEDA ketika lu merasakannya secara langsung. 

Setiap getaran dan rasa pilu yang secara perlahan menghantui diri lu.

Dimana awalnya diri merasa gelisah, muncul rasa cemas, indra indra di tubuh mulai menjadi sensitif, mulai merasakan bahwa ‘something is into you’, diri menjadi paranoid seketika, tubuh mulai terasa dingin, lemas dan mati rasa secara perlahan. And finally, fear has overcome the body…

Fuck it, it’s not a pleasant experience for god sake.

“Ada kelanjutannya ga Yud?”. Tanya Naldy.

“Ada. Mereka ga cuma sekali itu doang digangguin”. Yuda mulai bercerita lagi.

MODEL IKLAN SHAMPOO TAHUN 90-an

Setelah mendengar kejadian yang dialami oleh istrinya, mas Deni mulai aware dengan tempat tinggalnya. Sebisa mungkin dia berusaha agar istrinya tidak sendirian dirumah ketika dia dinas malam.

“Kalau ngga ada yang nemenin kamu dirumah, mendingan kamu nginep”.

Singkat cerita, malam ini mbak Yeni ditemani oleh adik ipar nya yang bernama Nur. Ini kali pertama Nur menginap dirumah mas Deni dan tidak mengetahui tentang cerita horor yang terjadi disana.

Malam itu mereka asik bercerita tentang masa muda mas Deni dulu, mereka bercerita diruang tv dan perbincangan hangat tak lengkap tanpa adanya teh. Namun apa daya ternyata gula sudah habis, alhasil Nur pergi ke warung Mbah Parmi sebentar untuk membeli gula. Nur melewati kebun Bu Parmi, ya karena itu tinggal lurus doang.

*fun fact:

  • Bu Parmi (yang punya kebun) dan Mbah Parmi (pemilik warung diseberang kebun) adalah orang yang berbeda.
  • Nur adalah cucunya Mbah Eko.
  • Nur sering nyetel lagu Kangen Band meskipun sering denial.

Singkat cerita Nur kembali dari warung dan memperlambat langkahnya ketika mulai mendekati rumah, dia melihat sekelebat siluet melintas perlahan dibelakang rumah mbak Yeni.

“MALING!”. Pikirnya saat itu.

Jiwa gerilya Nur merasa terpanggil dan menghampiri siluet tersebut, tapi… bukan maling yang dia temukan melainkan seorang perempuan sedang berdiri didalam bilik kamar mandi dan menghadap ke tembok.

“Oh maaf mbak”. Nur merasa tidak enak hati karena telah berprasangka buruk kepada orang itu.

Merasa ga enak hati karena gangguin orang mau buang air, Nur berniat untuk pergi, namun baru saja dia memutar badan.

Nur mendengar perempuan itu bersenandung…

Nur pun reflek membalikkan badannya…

Nur terkejut ketika melihat seorang perempuan sedang bertengger diatas tembok kamar mandi!

Perempuan itu sedang bersenandung, dia menyisir rambutnya yang terurai panjang ke tanah dengan jari jemarinya, tangannya terlihat pucat dengan kuku yang menjulur panjang.

Sadar itu bukan manusia, Nur seketika berlari meninggalkan tempat itu.

.

“TOK! TOK! TOK!”. Pintu rumah mbak Yeni diketuk.

“Ya?”. Mbak Yeni berjalan kedepan dan membukakan pintu.

.

“Lah, Nur toh. Kan ngga dikunci…”. Sambung mbak Yeni lalu terdiam…

Mbak Yeni terdiam karena melihat Nur seperti orang ketakutan, dia terlihat pucat dan hanya berdiam diri.

“Kamu kenapa?!”. Mbak Yeni langsung menarik Nur masuk kedalam rumah.

Mbak Yeni langsung mendudukan Nur diatas sofa dan mengambil minum. “Minum dulu”, namun Nur tidak bergeming. “Kamu tadi kenapa?”, dan Nur tetap tidak bergeming.

Menyadari Nur masih dalam keadaan shock, mbak Yeni pun membaringkan Nur diatas sofa dan menyelimutinya dengan selimut “Kamu istirahat aja kalo gitu”. Tak lama, mbak Yeni pun berbaring di kasur dan tertidur lelap.

Keesokan paginya, mbak Yeni terbangun dan menemukan Nur sudah tidak ada. Dia bangun sembari memanggil nama Nur namun tidak ada balasan, dia sempat melihat lihat sebentar mencari keberadaan Nur didalam rumah namun Nur tidak ada. “Udah pulang kayanya”. Pikirnya dalam hati.

Singkat cerita, mas Deni sudah pulang, mbak Yeni membuka kunci pintu dan menceritakan tentang Nur. Merasa khawatir, mas Deni menelpon Nur namun tidak ada respon.

Besoknya, Nur datang kerumah mas Deni. Nur pun bercerita apa yang dia alami waktu itu hingga sampai pada sebuah percakapan;

“Serem banget ya Nur?”. Tanya mbak Yeni.

“Iya mbak, takut aku. Makanya aku langsung lari kerumah “. Balas Nur.

“Untung sampai”. Balas mbak Yeni bercanda.

“Iya untungnya aku ngga apa apa pulang sampai rumah”.

.

“Oh iya, kemaren itu kamu pulang jam berapa?”. Tanya mbak Yeni.

“Sekitar jam 9an kayanya mbak”. Balas Nur.

“Ah masa, mbak kan udah bangun jam segitu”. Mbak Yeni tidak yakin.

“Ya ngga ngeh juga aku, yang pasti sekitar jam 9 malem lah”. Balas Nur.

“Malem? Pagi maksudnya?”. Tanya mbak Yeni.

“Malem mbak, pas beli gula kemaren itu”. Balas Nur.

“Kan tadi malem kamu tidur dirumah ku”. Mbak Yeni bingung.

“Ngga mbak, aku langsung pulang kan”. Nur mulai bingung.

“Kamu ngga ada mampir kerumah?”. Jelas mbak Yeni.

“Ngga mbak, kemarin itu aku langsung lari pulang kerumah aku”. Balas Nur.

“Beneran kamu, jangan bercanda”. Mbak Yeni mulai takut.

“Beneran mbak, emang kenapa sih?”. Nur bingung.

“Tadi malem itu habis dari warung kamu ke rumah ku loh…”. Balas mbak Yeni.

“Kamu ngetuk pintu, aku bukain, terus aku liat kamu pucet kaya ketakutan gitu. Aku kasi minum ga mau, ditanya diem aja, akhirnya aku suruh tidur. Paginya kamu udah ga ada”. Sambungnya.

“Serius mbak? tadi malem itu aku ga ada kerumah loh”. Nur mulai ngeri.

“Iya, makanya dengkul ku lemes sekarang. Aku juga baru inget pas mas Deni pulang tadi pintu aku bukain, karena kunci rumah masih nyatol. Mbak Yeni lemas.

“Ya allah, terus itu siapa mbak?”. Tanya Nur ketakutan.

“Ga mau jawab aku”. Jawab Mbak Yeni.

.

“Abis itu mas Deni ngga mau lagi biarin istrinya dirumah sendirian kalo dia kerja, si mbak Yeni pasti disuruh nginep kerumah saudaranya”. Putus Yudha.

.

“Jelas, apalagi setelah dia tau siapa yang suka bertengger di kamar mandi belakang rumahnya”. Ucap seorang figuran (gua lupa siapa yang ngomong).

“Udah gitu doang?”. Ucap Amon.

“Ya ada lagi kaya diliatin lah, atau diganggu ganggu gitu, tapi aku ga ingat”. Jawab Yudha.

“LEMAH”. Amon cemooh.

“…”.

I know they such an asshole, but I also know karma is a bitch. Just curious tho…
to be continue

Leave a comment